Viral Gebrak Meja, Waka Kurikulum MAN 1 Lamongan Dicopot! Begini Kronologi dan Dampaknya


Jawa Tengah
, Indonesia Kuat - Seorang guru di MAN 1 Lamongan, Jawa Timur, yang viral karena menggebrak meja saat menghadapi siswa, resmi diberhentikan dari jabatannya sebagai Wakil Kepala (Waka) Kurikulum.

Awal Mula Kejadian: Kisruh Data SNBP

Peristiwa ini bermula ketika sejumlah siswa MAN 1 Lamongan mendapati bahwa data eligible mereka tidak terinput dalam sistem pendaftaran Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) pada 31 Januari 2025.

Padahal, SNBP merupakan jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bagi siswa berprestasi dengan nilai akademik tinggi dari semester 1 hingga 5. Tanpa data yang terinput, mereka terancam gagal mendaftar ke perguruan tinggi melalui jalur ini.

Saat para siswa mempertanyakan hal tersebut kepada pihak sekolah, guru yang bersangkutan justru naik pitam dan menggebrak meja. Aksi ini pun viral di media sosial, memicu reaksi luas dari masyarakat.

Sanksi Tegas: Dicopot dari Jabatan

Menyusul viralnya kejadian tersebut, pihak sekolah melakukan pemeriksaan internal dan berita acara pemeriksaan (BAP) pada Kamis (6/2/2025).

Kepala Kemenag Lamongan, Muhlisin Mufa, mengatakan bahwa setelah mempertimbangkan laporan dari MAN 1 Lamongan, guru tersebut dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Waka Kurikulum.

“Memang pengangkatan dan pencopotan Waka Kurikulum merupakan wewenang kepala madrasah,” ujar Muhlisin pada Jumat (7/2/2025).

Untuk sementara, jabatan Waka Kurikulum MAN 1 Lamongan akan dipegang oleh Ibu Robiul Muhaimin.

Pelajaran bagi Dunia Pendidikan

Menanggapi insiden ini, Kemenag Lamongan mengingatkan seluruh sekolah madrasah di bawah naungannya agar lebih teliti dan profesional dalam menjalankan tugas sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

"Kejadian seperti ini tidak boleh terulang di masa mendatang," tegas Muhlisin.

Sementara itu, nasib 22 siswa yang data eligible-nya tidak masuk ke dalam sistem Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk SNBP masih menunggu penyelesaian dari pihak sekolah.

Dampak dan Harapan

Kasus ini menjadi pengingat penting bagi tenaga pendidik dalam menghadapi keluhan siswa. Alih-alih merespons dengan emosi, diharapkan guru dapat menyelesaikan persoalan dengan kepala dingin dan mencari solusi terbaik bagi siswa.

Kini, publik menantikan bagaimana pihak sekolah dan Kemenag menyelesaikan masalah teknis SNBP yang sempat menjadi pemicu utama kisruh ini.