Jawa Tengah, Indonesia Kuat - Bagi pasangan yang sudah menikah lebih dari setahun tetapi belum dikaruniai momongan, harapan masih terbuka lebar. Semarang Medical Center Rumah Sakit Telogorejo (SMC RS Telogorejo) hadir dengan solusi medis terkini melalui Telogorejo Fertility Center.
Dalam seminar awam dan one-on-one consultation yang diadakan di Hotel Griptha Kudus, Minggu (9/2/2025), dr. Fadjar Siswanto menegaskan bahwa infertilitas bukan akhir dari segalanya. Dengan penanganan yang tepat, peluang kehamilan tetap ada.
"Jangan kecil hati, kami siap membantu," ujar dr. Fadjar kepada para peserta seminar bertajuk "Yuk, Kenal Lebih Dekat dengan Promil di Telogorejo Fertility Center".
Mengenali Infertilitas: Bukan Sekadar Faktor Usia
Infertilitas atau kondisi sulit hamil dibagi menjadi dua jenis:
- 🔹 Infertilitas primer, ketika pasangan belum pernah mengalami kehamilan sama sekali setelah menikah lebih dari setahun.
- 🔹 Infertilitas sekunder, ketika pasangan pernah hamil tetapi mengalami keguguran dan belum bisa hamil lagi setelah setahun lebih.
Menurut dr. Fadjar, tidak ada faktor dominan dalam kasus infertilitas. Bisa berasal dari pihak istri, suami, atau bahkan keduanya.
“Jangan saling menyalahkan, karena ini bisa mengguncang rumah tangga,” pesannya.
Beberapa penyebab infertilitas yang sering terjadi meliputi:
- ✅ Gangguan ovulasi, di mana sel telur yang matang tidak bisa diproduksi dengan baik.
- ✅ Penyumbatan saluran tuba falopi, yang menghambat sperma bertemu dengan sel telur.
- ✅ Gangguan sperma, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya.
- ✅ Infeksi akibat pola hidup, yang kini semakin sering menjadi penyebab infertilitas.
"Saat ini, sekitar 15% pasangan usia subur mengalami infertilitas, dan dalam banyak kasus, faktor dari pihak pria bisa mencapai 60%," tambah dr. Fadjar.
Usia juga memainkan peran besar. Usia ideal untuk kehamilan sehat adalah 20-35 tahun. Di atas usia tersebut, peluang hamil mulai menurun drastis. "Jika pasien datang di usia 40 tahun, peluang kehamilannya bisa di bawah 5% karena jumlah sel telur yang semakin sedikit atau bahkan tidak ada," jelasnya.
Program Kehamilan di SMC RS Telogorejo: Dari Alami hingga Bayi Tabung
Untuk menangani kasus infertilitas, SMC RS Telogorejo menawarkan berbagai metode, mulai dari program kehamilan alami, inseminasi buatan, hingga teknologi bayi tabung (IVF – In Vitro Fertilization).
"Bayi tabung adalah solusi terbaik bagi pasangan yang mengalami penyumbatan saluran tuba atau masalah sperma yang signifikan," ujar dr. Arie Sutanto.
Setiap tahun, sekitar 100 pasangan memilih program bayi tabung di Klinik Fertilitas RS Telogorejo. Mayoritas kasus disebabkan oleh gangguan sperma pada pria, serta kerusakan saluran tuba pada wanita akibat infeksi atau pelengketan.
"Tingkat keberhasilan bayi tabung rata-rata 30-40%. Namun, semakin muda usia pasien, semakin tinggi pula peluang keberhasilannya," tambah dr. Arie.
Bayi Tabung Tidak Bisa Dilakukan Instan, Perlu Screening Mendalam
Pasangan yang ingin menjalani program bayi tabung harus melewati serangkaian pemeriksaan medis terlebih dahulu.
"Screening bisa berlangsung selama beberapa bulan, tergantung kondisi masing-masing pasangan," ujar dr. Fadjar.
Prosesnya meliputi:
- ✔ Pemeriksaan hormon untuk melihat keseimbangan sistem reproduksi.
- ✔ Analisis kualitas sel telur dan sperma guna memastikan kelayakan prosedur bayi tabung.
- ✔ USG dan tes kesehatan lainnya, guna mendeteksi kemungkinan kelainan organ reproduksi.
Jika kondisi pasangan mendukung, proses bayi tabung bisa lebih cepat, bahkan hanya memakan waktu sekitar dua minggu. Namun, jika ada kendala medis, tahapan ini bisa memakan waktu lebih lama.
Harapan Baru untuk Pejuang Garis Dua
Dengan teknologi dan tim medis berpengalaman di SMC RS Telogorejo, pasangan yang mendambakan buah hati kini memiliki lebih banyak harapan. Infertilitas bukanlah akhir, melainkan tantangan yang bisa diatasi dengan langkah medis yang tepat.
Bagi para pejuang garis dua, percayalah bahwa keajaiban selalu ada bagi mereka yang berusaha.
.png)
Social Plugin